Rabu, 10 Maret 2010

HADITS MAUDHU'

MAKALAH
HADITS MAUDHU’
Makalah ini dibuat Demi Memenuhi Tugas dalam Mata Kuliah Musthalahul Hadits
Dosen Pengampu : Nurcholis, Lc
Disusun oleh :
IMAM WAHYUDI

PONDOK HAJJAH NURIYAH SHABRAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
A. PENGERTIAN HADITS MAUDHU’
Menurut bahasa, kata maudhu’ merupakan isim maf’ul dari kata wada’a (وضع) , artinya menurunkan atau meletakkan atau meyimpan. Dan secara istilah : ulama hadist, yaitu hadist yang dibuat oleh seseorang pendusta dan disandarkan kepada Nabi Muhammad Saw, baik secara sengaja maupun tidak. Hadist semacam ini dinamakan dikenal juga dengan sebutan hadits palsu.
Di samping itu juga, Hadits maudhu’ atau hadits palsu adalah hadits dengan tingkat kelemahan paling rendah. Di dalam ilmu hadits, bisa diterima atau tidaknya sebuah hadits, dilihat dari dua hal, yaitu dari matan atau lafadz (isi) haditsnya dan sanad atau jalur orang yang meriwayatkannya. Hadits maudhu’ dikategorikan hadits mardud (tertolak), karena hadits tersebut cacat dari segi jalur periwayatannya. Sebab salah seorang perawinya (periwayat) diketahui berdusta, ia mengklaim ucapan seseorang sebagai hadits lalu menyebar luaskannya.
B. CONTOH HADITS MAUDHU’
1. Hadits maudhu’ yang bertentangan dengan sunnah mutawatir ialah Hadits yang memuji orang-orang yang memakai nama Muhammad atau Ahmad, yaitu:
“Bahwa setiap orang dinamakan dengan nama-nama (Muhammad, Ahmad dan semisalnya) ini, tidak akan dimasukkan di neraka”.
Hadits tersebut adalah bertentangan dengan sunnah-sunnah Rasulullah SAW yang menerangkan bahwa neraka itiu tidak dapat ditembus dengan nama-nama tersebut, akan tetapi keselamatan dari neraka itu karena keilmuan dan keislaman
2. Hadits maudhu’ yang dinukil dari perkataan orang-orang Mutaqaaddimin, yaitu: “Cinta keduniaan ialah modal kesalahan”.
3. Hadits maudhu’ yang dibuat untuk mempertahankan idiologi partainya atau golongan sendiri dan menyerang partai lawannya, yaitu golongannya syi’ah membuat hadits maudhu’ yang memuji diri sendiri, mereka membuat hadits yang isinya untuk menjelek-jelekkan lawannya, seperti Mu’awiyah: “ Apabila kamu melihat Mu’awiyah berada di atas mimbarku bunuhlah”.
Pengikut golongan lain yang merasa golongannya dihina, segera membalas membuat hadits maudhu’ untuk mengadakan revance atau setidak-tidaknya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat padanya. Misalnya hadits maudhu yang membenarkan ke-khilaf-an Abu Bakar, Umar dan Utsman r.a.
4. Hadits maudhu’ yang dibuat untuk merusak dan mengeruhkan Agama Islam, sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang Zindiq.
“Tuhan kami turun dari langit pada sore hari, di Arafah dengan berkendaraan unta kelabu, sambil berjabatan tangan dengan orang-orang yang bekendaraan dan memeluk orang-oreng yang pada berjalan”.
5. Hadits maudhu yang bertentangan dengan Al Quran:
“ Anak zina itu, tidak dapat masuk surga, sampai tujuh keturunan”.
6. Hadits maudhu’ yang menjelaskan tentang umur dunia:
”Umur dunia itu 7.000 tahun, dan sekarang datang pada ribuan yang ke-7”.
7. “Para sahabatku laksana bintang-bintang. Siapa pun dari mereka yang engkau teladani, niscaya engkau akan mendapat petunjuk.”
8. “Wahai Jabir, bahwa yang pertama kali diciptakan oleh Allah adalah cahaya Nabimu.”
9. “Barangsiapa yang menunaikan haji kemudian tidak berziarah kepadaku, maka dia telah bersikap kasar kepadaku.”
10. “Cinta tanah air adalah sebagian daripada iman.”
11. “Ketika Adam melakukan kesalahan, ia berkata, ‘Wahai Tuhan-ku, aku memohon kepadaMu dengan hak Muhammad agar Engkau mengampuni padaku”.
12. “Semua manusia (dalam keadaan) mati kecuali para ulama. Semua ulama binasa kecuali mereka yang mengamalkan (ilmunya). Semua orang yang mengamalkan ilmunya tenggelam, kecuali mereka yang ikhlas. Dan orang-orang yang ikhlas itu berada dalam bahaya yang besar.”
13. “Sesuap makanan diperut lapar adalah lebih baik daripada membangun seribu masjid jami’”.
14. “Barangsiapa mengucapkan tahlil (la ilaha ilallah) maka Allah menciptakan dari kalimat itu seekor burung yang mempunyai 70.000 lisan, dan setiap lisan mempunyai 70.000 bahasa yag dapat meminta ampun kepadanya”.
15. “Telah dipastikan atau difitrahkan bahwa hati menyukai siapa saja yang berbuat baik kepadanya dan membenci siapa yang berbuat buruk kepadanya”.
16. “Bahwa setiap orang dinamakan dengan nama-nama (Muhammad, Ahmad dan semisalnya) ini, tidak akan dimasukkan di neraka,”
17. “Di surga tidak terdapat satu pohon, selain pohon yang daunnya ditulis dengan kalimat: la ilaha ilahu, muhammadur Rasulullah, Abu Bakar As Shiddiq, Umar Al Faruq dan Utsman Dzun-nurain”.
18. “Bahwa hadits-hadits adalah suatu agama. Oleh karena itu, telitilah dari siapa kamu mengambil pelajaran Agama! Kami sendiri bila menghendaki sesuatu hal, hal itu kami rubah( sedemikian rupa) menjadi suatu hadits”.
19. “Hadiah Allah kepada seorang mukmin adalah adanya pengemis yang menunggu pemberian di depan pintunya”.
20. “ Aku telah melihat Tuhanku dengan tanpa Hijab antaraku dan Dia. Karena itu kulihat segala sesuatu, hingga kulihat sebuah mahkota yang terhias dari mutiara”.
21. “Sungguh Allah itu apabila marah, menurunkan wahyu dengan bahasa Persi dan bila rela, menurunkan wahyu dengan bahasa Arab”.
22. “Rasulullah bersabda : Nanti bakal lahir seorang laki-laki dalam ummatku ini orang yang bernama abu Hanifah An Nu’man sebagai pelita ummatku”.
23. “Rasulullah bersabda : Nanti bakal lahir seorang laki-laki dalam ummatku ini orang yang bernama Muhammad bin Idris, yang paling mengentarkan ummatku daripada iblis.”
24. “Di dalam surga itu terdapat bidadari-bidadari yang berbau harum semerbak, masa tuanya berjuta-juta tahun dan Allah menempatkan mereka di suatu istana yang terbuat dari mutiara putih, pada istana itu terdapat 70.000 paviliun yang setiap paviliun mempunyai 70.000 kibah. Yang demikian itu tetap berjalan dampai 70.000 tahun tidak bergeser”.
25. “Barang siapa yang mengangkat kedua tangannya di dalam shalat, maka tidak sah salatnya”.
26. “Setiap yang ada di langit, di bumi dan di antara keduanya, adalah makhluk, kecuali Allah dan Al quran. Nanti bakal datang kaum-kaum dari ummatku yang mengatakan bahwa Al quran itu adalah makhluk baru. Oleh karena itu, barang siapa yang mengatakan demikian, sungguh kafir terhadap Allah yang Maha Besar dan tertalaklah istrinya sejak itu”.
27. “Barang siapa mencium bunga mawar merah dan tidak ber-shalawat kepadaku, maka berati ia telah menjauhi aku”.
28. “Rasulullah SAW melakukan shalat pada bulan ramadhan tidak berjamaah sebanyak dua puluh rakaat dan witir”.
29. “Sesungguhnya Allah SWT tidak mengizinkan untuk melagukan Al quran”.
30. “Berapa banyak wanita yang cantik jelita, namun mahar yang diterimanya tidak lebih dari segenggam gandum atau yang sepertinya dari buah kurma”.

C. HUKUM HADITS MAUDHU’
Hadits maudhu’ atau palsu merupakan hadits yang sama sekali tidak bisa dijadikan dalil dan juga hadist ini merupakan hadist yang paling jelek di antara sekian banyak yang hadist yang dhaif. Bahkan menurut kesepakatan ulama, meriwayatkan hadits palsu adalah haram, jika tidak disertai keterangan bahwa hadits tersebut maudhu’. Berdasarkan hadits, “Janganlah engkau berdusta mengatasnamakan aku, karena sesungguhnya orang yang berdusta atas namaku, maka ia akan masuk neraka.” (HR. Muslim).


D. REFERENSI
Al Albany, Nashiruddin, Muhammad.1997. Silsilah Hadits Dhaif dan Maudhu. Jakarta : Gema Isani.
Ar-Rasikh, Mannan, Abdul. 2003. Kamus Istilah-Istilah Hadits. Jakarta: Darul Falah.
Khumaidi, Irham. 2008. Ilmu Hadits Untuk Pemula. Jakarta Barat: CV. Artha Rivera.
Mudasir, Drs. 2008. Ilmu Hadits. Bandung : Pustaka Setia.
http://ainuamri.wordpress.com/2008/01/05/contoh-hadits-maudhu-hadis-palsu/
http://www.Al-Firqotunnajiyyah.blogspot.com/2008/06/hadits-maudhu.html.
Rahman, fatchur, Drs. 1985. Ihktisar Musthalahul Hadits. Bandung : PT Alma ‘arif

Tidak ada komentar:

Posting Komentar