Senin, 08 Maret 2010

THE MIRACLE WORKER (MOVIE)
Suatu Tinjauan Analisis Terhadap Film The Miracle Worker Dengan Teori Belajar kognitifisme
Laporan Analisis Ini Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen pengampu: Faifda Ariyani. S.psi
Disusun oleh:
Imam Wahyudi G 000 080 063

JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
THE MIRACLE WORKER
Film ini menceritakan kehidupan keluarga yang sangat harmonis dan sangat bahagia tapi ditangah-tengah kebahagiaan itu terdapat helen seorang anak kecil yang sangat luar biasa. Ia lahir normal di Tuscumbia, Alabama pada 1880. Pada usia 19 bulan, ia diserang penyakit misterius yang menyebabkannya buta dan tuli. pada usianya7 tahun, Ia jadi liar dan tidak dapat diajar dan dalam keadaan seperti itu dia sangat nakal dan susuah untuk dikendalikan, dia sangat pemarah dan selalu membuat kekacauan dalam rumahnya apa bila apa yang ia inginkan tidak dituruti oleh orang disekitarnya. sehinga suatu saat ayahnya(Athur keller) merasa kesal akan ulahnya dan berkeiginan membawanya kerumah sakit jiwa tapi bibinya mencegahnya dan memberikan soluli agar Helen dicarikan guru prifat untuk mendidiknya agar jadi lebih baik.
Akhirnya Athur menyetujuinya dan mengirim surat kepada Dr. Chisolm di Baltimore. Tapi Dr. Chisolm tidak bisa apa-apa, lalu ia meromendasikan Dr. Alexsander Bell yaitu Nyonya Annie Sullivan walaupun agak keberatan dia berusaha meyangguinya. karena Dr. Chilson mempercayakan hal itu kepada Nyonya Annie Sullivan yang memiliki sosok seorang pengasuh yang cerdas dan berpegalaman dalam hal ini. Walupun dengan metode yang sangat susah dipahami oleh Helen yaitu dengan menggunakan tangan dan peraba, Nyonya Sullivan tetap berusaha keras untuk mendidiknya dengan sabar dan perhatian penuh kepadanya agar ia tau maksud yang diajarkanya.
Dalam hal ini Sullivan sempat mengalami kesusahan dalam memberikan pengajaran kepada Helan. karena Helan masih ada perhatian dari orang tuanya yang selalu tidak setuju apabila Sullivan memberikan metode belajarnya yang agak kasar, lalu Sullivan meminta untuk membawa Helan kesuatu tempat yaitu rumah untuk mereka berdua(Sullivan dan Helan) agar tidak ada gangguan baik dari orang sekitarnya atuapun keluarganya. Dan dalam hal ini keluarganya sempat tidak percaya pada metode yang diberikan sullivan pada Helan, setelah ber hasil lalu semua keluarga percaya kalau metode yang di berikannya memberi manfaaat banyak pada Helan.

TINJAUAN PEMBELAJARAN
A. TEORI PEMBELAJARAN SOSIAL-KOGNITIF ALBERT BANDURA (1925)
Setelah melihat dan memahami film The Miracle Worker ini penulis dapat mengambil kesipulan bahwa teori yang dipakai cenderung pada teori pembelajara yang hampir sama seperti yang dipaparkan oleh tokoh behaviorisme yaitu Albert Bandura (1925) yang terkenal dengan teori pembelajaranya dibidang sosial atau kongnitif sosial serta efikasi diri dan eksperimenya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukan anak meniru secara persis prilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.
1. Asumsi yang diberikan pada teori kignitif:
 Individu melakukan pembelajaran dengan meniru lingkungan terutama perilaku orang lain.
 Ada keterkaitan yang erat antara lingkungan, perilaku dan pribadi dalam proses pembelajaran.
 Hasil Belajar berupa kode perilaku visual dan verbal yang diwujudkan dalam perilaku sehari-hari.
Begitu juga dalam film The Miracle Worker ini yang digunakan dalam pembelajaran adalah peniruan pada apa yang diberikan pada pendidiknya, seperti metode yang diperoleh kepada Helen dari gurunya Ny Sullivan yaitu pembelajaran yang menggunakan tangan sebagai alat untuk memahami segala sesuatu yang ada disekitarnya yang disengaja diberikan dan dilakukan oleh Helan seperti apa yang diberikan oleh Sullivan padanya.
2. Adapun faktor-fakto yang diperoleh dalam penemuan Albert ini yaitu:
a. perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamatan. Seperti perhatian yang diberikan oleh Sullivan pada Helan yaitu dia meminta pada oranng tua Helan untuk tinggal bersama dirumah tanpa adanya orang tua yang mendampinginya dalam beberapa waktu karena ia ingin memberikan perhatian penuh pada Helen agar tidak banyak pengaru dari luar ataupun keluarganya untuk mempermudah sullivan memberikan teori belajarnya.
b. penyimpanan atau proses pengingat, mencakup pada kode-kode atau simbol. Sama halnya hal yang dilakukan oleh Sullivan dalam meberikan pembelajaran pada Helen, dia menggunakan kode-kode yang berbeda-beda dalam suatu hal. Dan ini memudahkan Helen untuk menyimpan dan mengingatnya dalam kehidupan sehari-hari.
c. Reproduksi motorik, mencakup kemampuan fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik. Di gambarkan pada waktu Sullivan memberikan pembelajaran memahami air dan ini sangat susah dan memerlukan kesabaran dalam mengajarinya dan butuh pembelajaran yang berulang-ulang sampai helen dapat memahaminya.
Dapat dilihat dalam film ini meiliki faktor-faktor yang mendukung pembelajaran pada siswa, diantaranya adalah:
• Memiliki ciri yang bersesuaian dengan individu
• Nilai prestise dari model tersebut
• Kualitas rasa kepuasan
Selain itu dalam teori yang ditemukan oleh Albert ini harus diperhatikan model atau teladan memiliki prinsip-prinsip sebagai gerikut;
a) tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh denagan cara menggorganisasikan sejak awal dan mengulangi prilaku secara simbolik kemudian melakukanya.
b) individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
c) individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya memiliki nilai yang bermanfaat.

3. Proses pembelajaran dalam teori bandura terjadi dalam tiga komponen (unsur) yaitu:
 prilaku model
 pegaruh perilaku model
 proses intienal belajar.


4. Kelemahan dalam film The Miracle Worker
Walaupun dalam teori ini banyak memberikan teori pembelajaran tetep saja ada kekuranganya, diantaranya:
1. proses pembelajaran dengan menggunakan penciuman dan peraba.
2. Waktu yang cukup lama.
3. Siswa susah memahami apa yang dipelajari.
4. Pengaruh lingkungan
5. Pengaruh keluarga

5. Kelebihan dalam film The Miracle Worker
1. Mampu mendidik siswa walau dengan indra yang tidak sempurna.
2. Memudahkan adak didik dalam memintak atau berkomunikasi dengan orang lain.
3. Menjadikan siswa menjadi lebih mandiri dan prcaya diri walau mempunyai kelemahan dalam panca indranya.

B. TEORI KOGNITIFISME JEAN PIAGET (1896-1980)
Teori perkembangan kognitif, dikembangkan oleh Jean Piaget, seorang psikolog Swiss yang hidup tahun 1896-1980. Teorinya memberikan banyak konsep utama dalam lapangan psikologi perkembangan dan berpengaruh terhadap perkembangan konsep kecerdasan, yang bagi Piaget, berarti kemampuan untuk secara lebih tepat merepresentasikan dunia dan melakukan operasi logis dalam representasi konsep yang berdasar pada kenyataan.
 Piaget menjabarkan implikasi teori kognitif pada pendidikan yaitu
a) Memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut.
b) Mengutamakan peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan belajar. Dalam kelas, Piaget menekankan bahwa pengajaran pengetahuan jadi ( ready made knowledge ) anak didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan.
c) Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan berbeda.
d) Mengutamakan peran siswa untuk saling berinteraksi. Menurut Piaget, pertukaran gagasan – gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung, perkembangannya dapat disimulasi.
Setelah menyaksikan tayangan film The Miracle Worker dan mengkaji kembali teori pembelajaran kognitifisme diatas, ternyata proses belajar yang dilalui oleh Hellen Worker banyak diwarnai oleh faktor kognitif.
Dalam film ini terdapat ciri-ciri yang mengarah pada teori kognitif yang menitik beratkan pada mental dan proses berfikir menurut tingkatannya, sehingga dapat dianalisa teori kognitf yang mendasarinya yaitu;
1. Usia Hellen Keller pada waktu itu sekitar 10 tahun dalam pandangaan teori kognitif itu disebut masa operasional konkrit
2. schemata
3. Cara berfikir dan proses mental anak
4. Perkembangan nalar memerlukan pertukaran gagasan
5. Zone of proximal development menurut teori Vygotsky.
6. scaffolding
Hellen Keller ketika diajar oleh Ny.Sullivan usianya telah mencapai 10 tahun, usia ini dalam pandangaan teori kognitif itu disebut masa operasional konkrit (7-11 tahun) pada masa ini kemampuan bahasa dan kemampuan untuk berfikir dengan bentuk simbolis mampu memikirkan operasi secara logis, masalah konkrit (yang ada) dengan cara logis memehami hukum perlindungan dan mampu mengklasifikasi dan mengurutkan memahami reversibilitas (kebalikan), dalam kondisi ini Hellen tidak bisa menggunakan potensi kemampuan bahasanya secara vokal karena ia bisu tetapi daya kemampuan berfikirnya tetap berjalan bahkan lebih cerdas dari anak-anak seusianya pada umumnya.
Disinilah Ny. Sullivan memainkan peranya, sebagai seorang psikolog ia memahami betul bahwa Hellen adalah anak yang cerdas (tidak gila) sehingga tidak perlu dibawa kerumah sakit jiwa, ia menagajari Hellen dengan menitik beratkan pada mental dan potensi akalnya yang ini merupakan proses pembelajaran dalam teori kognitif.
Teori kognitif juga membahas munculnya dan diperolehnya schemata—skema tentang bagaimana seseorang mempersepsi lingkungannya— dalam tahapan-tahapan perkembangan, saat seseorang memperoleh cara baru dalam merepresentasikan informasi secara mental. Dari film ini dapat dilihat bagaimana kesabaran Ny. Sullivan dalam mengajarkan kosa kata dan lingkungan kepada Hellen yang akhirnya juga membuahkan hasil yaitu Ny. Sullivan mampu menanamkan insight pada ruang berfikirnya Hellen. Insight yaitu pemahaman seseorang secara totalitas terhadap suatu objek ini lah yang dicapai Hellen Keller, akhirnya ia mengerti bahwa tiap kata yang diajarkan oleh Ny. Sullyvan memilki makna dan bentuk tertentu yang dapat ia rasakan dan kata/benda yang pertama ia fahami dalam film itu ialah water (air).
Perkembangan kognitif sebagian besar bergantung kepada seberapa jauh anak aktif memanipulasi dan aktif berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator dan dalam menjabarkan implikasi dalam teori kognitif Pieget menagatakan memusatkan perhatian kepada cara berpikir atau proses mental anak, tidak sekedar kepada hasilnya. Guru harus memahami proses yang digunakan anak sehingga sampai pada hasil tersebut. Ny. Sullivan dalam hal ini mengerti betul bahwa dalam mendidik Hellen dia harus bisa menyentuh sisi mentalnya dan hanya dengan indra praba dan penciuman yang dimilki Hellen dia mencoba membreikan kosa kata dan bahasa sebnyak-banyak dengan menggunakan metode belajar.
Memaklumi akan adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan. Teori Piaget mengasumsikan bahwa seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang sama, namun pertumbuhan itu berlangsung pada kecepatan berbeda maka metode yang digunakan oleh Ny. Sullivan dalam mendidik Hellen sesuai dengan kekurangan dan kelebihan yang ia miliki meski terkadang dipandang kasar dan tidak manusiawi terlebih bagi anak seperti Hellen yang serba kekurangan seperti ketika Hellen menyiram mukanya, ia kemudian membalasnya, begitu juga ketika Hellen memukul mukanya ia juga membalas dengan memukul muka Hellen. Tapi, sebenarnya tidak demikian. karena apa yang diperbuat oleh Ny. Sullivan. Ia sangat memahami ilmu psikologi. Keadaan Helen memang menuntut diberi perlakuan “keras”.
Menurut Piaget, pertukaran gagasan-gagasan tidak dapat dihindari untuk perkembangan penalaran. Walaupun penalaran tidak dapat diajarkan secara langsung. Hal itulah yang dialami Hellen Keller ia baru mengerti arti sebuah gagasan ketika Ny. Sullyvan membawanya ke pompa air dan memompanya untuk mendapatkan air padahal sebelumnya ia sudah begitu banyak diajari kosa kata dan bahas oleh Ny. Sullivan namun ia tidak dapat memahaminya secara langsung sehingga sangat menguji kesabaran Ny. Sullivan untuk menjelaskannya namun akhirnya ia didorong menentukan sendiri pengetahuan itu melalui interaksi spontan dengan lingkungan setelah ia mengerti dan memahami gagasan atau arti sebuah kata.
Zone of proximal development adalah jarak antara tingkat perkembangan sesungguhnya yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah secara mandiri dan tingkat kemampuan perkembangan potensial yang ditunjukkan dalam kemampuan pemecahan masalah di bawah bimbingan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih mampu dalam film ini diuraikan secara demonstratif bahwa proses berfikirnya Hellen Keller pada usia 10 tahun telah sampai pada tingkat ini. Hal ini terbukti ketika ia memahami arti sebuah kosa kata sehingga ia telah dapat mengatasi masalah utamanya yaitu berkomonukasi dengan orang sekitarnya khususnya orang tua dan gurunya. Ia tidak mungkin dapat menunjukkan rasa cinta dan terimakasihnya kepada gurunya yang diekspresikannya dengan mencium pipi Ny. Sullivan kalau ia belum mengerti sebuah masalah dan belum dapat memecahkannya.
Scaffolding adalah memberikan kepada seorang anak sejumlah besar bantuan selama tahap – tahap awal pembelajaran dan kemudian mengurangi bantuan tersebut dan memberikan kesempatan kepada anak tersebut mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia mampu mengerjakan sendiri. Dalam kasus Hellen Keller tentu yang dimaksud dengan mengurangi bantuan bukanlah bantuan memperkenalkan padanya kosa kata baru, melainkan proses yang amat rumit yaitu proses menanamkan dalam pemikirannya pengetahuan menyeluruh tentang sebuah nama/sifat terhadap sebuah objek atau sering disebut dengan istilah insight.

 Kelemahan
Harus diakui walau teori kognitif dalam film ini banyak berperan namun bukan berarti semua hal yang dialami oleh Hellen Keller didasari oleh teori kognitif, ada beberapa hal yang tidak tersentuh dengan teori ini diantaranya: Disamping proses berfikir dan mental Hellen Keller juga memerlukan proses pembiasan dan latihan, Tingkah laku yang dikembalikan pada reflek, Adanya sebuah potensi yang terbentuk sebelumnya, Proses belajar juga memerlukan indra raba dan penciuman, Pengaruh lingkungan, Mekanisme hasil belajar melalui stimulus respon dan Penekanan reaksi terhadap stimulus dan reinforcement.
 kelebihan
Teori ini banyak digunakan oleh para pendidik dalam memberikan pendidikan pada siswa yang mengalami kesusahan dalam hal memperoleh pendidikan dan pengetahuan.
 PENUTUP
Demikian hasil analisi film the miracle worker ini saya paparkan berdasarkan teori kognitifisme dengan tokoh ALBERT BANDURA dan JEAN PIAGET yang mungin banyak kekurangan atau kesempurna. Dan mohon bagi penganalisis selanjutnya dapat memberikan kesempurnaan dan kekurangan itu.

2 komentar:

  1. ijin....baca jg nyimpen ya....untuk perbandingan, tugasnya bu faif jg....he he

    BalasHapus