Senin, 08 Maret 2010

MAKALAH
Makna Pendidikan Dan Tujuan Umum Pendidikan Suatu Lembaga Berbasis Islam .

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Yang Diampu Oleh Dr. M. Abdul Fattah Santoso M. Ag.

Disusun oleh:

IMAM WAHYUDI G 000 080 063



JURUSAN TARBIYAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2009
A. Hakekat Manusia
Hakekat manusia adalah suatu yang amat vital yang menentukan kehidupannya, baik ditengah masyarakat maupun dimata alllah. Amalnya yang mencakup gagasan, perbuatan dan karya.(Q.S. Al-Mulk(67):2 dan Al-Taubah(9):105. Sebagai wujud penjelmaan kepribaiannya.(Q.S Al-Syans(91):7-10)
Untuk malakanakan mandatnya, baik sebagai hamba Allah (Q.S Al-Dzariyat(51):56) maupun sebagai kholifahnya (Q.S Al-Baqorah(2):30,hud(11);61).
1. Unsur penciptaan manusia
a. Manusuia pertama adalah adam.
Didalam Al-quran disebutkan bahwa asal kejadian manusa adalah yang terdiri dari tuju macam kejadian:
1. Disurat Ar-rahma:14 dikatakan ”dia menjadikan manusia seperti tembikar(tanah yang dibakar). Yang dimaksud dengan shal-shal dalam ayat ini adalah tanah kering atau setengah kering yakni zat pembakar atau oksigen.
2. Dan dalam surat ar-ahman 14 juga terdapat kata-kata fakhkaar yang maksudnya zat arang ataau karbon.
3. Dan ingatlah ketika tuhanmu berfirman kepada malaikat: sesungguhnya aku akan menciptakan seorang manusia dari tanah liat(yang berasal dari lumpur hitam yang diberi bentuk) (Al-hijr:28). Yang dimaku adalh zat lemas atau nitrogen..
4. Dalam surat ash-shaffat: sesungguhnya aku menciptaakan manusia dari pada tanah liat. Kata lazib dlama ayat ini adalh zat besi atau ferrum.
5. Sutar al-imran:59. Dia menjadikan adam dari pada tanah kemudian Allah berfirman kepadanya “jadilah engkau, lalu berbentuk manusia. Kata turab dalam ayat ini adalah unsur-unsur zat asli yang terdapat didalam tanah (zat-zat anorganis).
6. Ddalam surat al-hijr:28. Maka setelah aku sempurnakan (bentuk) lalu ku tiupkan ruh.
7. As-sajafdah :7. Dan Laah membuat manusia dari pada tanah.(thiin) adalah atom zat air tau hidrogen.
b. Anak cucu adam
Sebagaimana difirmankan oleh Allah dalam surat Al-mu’minun:12-14.
“ Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah(ayat-12). Kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim) (ayat-13). Kemudian air mani itu kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu kami bungkus dengan daging. Kemudian kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik(ayat-14).
2. Tujuan penciptaan manusia
Allah menciptakan manusia bukan untuk permainan tai untuk tugas yang berat(al-mu’minun:115) manusia memang telah bersediaa untuk dimuka bumi dan misinya untuk meciptakan kemakmuran di muka bumi.fungsi sebagai khalifah disebutkan dalam Al-quran surat Al-baqarah:30 dan Al-an’am:165.
3. Proses tahapan-tahapan manusai.
Dalam menciptakan manusai ada beberapa proses diantaranya adalah:
a. Nutfah (air mani)
Nutfah yaitu peringkat pertama selepas persenyawaan atau minggu pertama bermula setelah bercampuran air mani laki-laki dan perempuan. Lalu akan menciptakan angota-angggota berlainan, tingkah lauku yang berbeda serta menjadikan laiki-laki dan perempuan.
b. Alaqah (sugumpal darah)
Pembentukan halqah ini adalah pada penghujung minggu pertama atau hari ketuju. Pada hari ketuju ini telur akan tertanam pada dinding rahim (qarar makin)
c. Mudghah
Pembentukan ini terjadi padaa minggu keempat dan pada fase ini terbentuknya otak, saraf, tunjang telinga dan angota-anggota yang lainya.
d. Izam dan Lahm
Fase ini di mulai pada mingu kelima, enam dan ketuju. Diawali dari pembentukan tulang yang mendahului otot-otot dan apabila tulang-tulang telah dibentuk , otot-otot kan membungkus rangka yang beradab, adil, dan makmur.

B. Hakekat masyarakat
1. pengertiaan masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan indiidu yang salaing berinterasi sehingga memiliki kesadaran dan spirit kolektif, serta cita-cita atau kebutuhan kolektif. (dalam Al-quran kata kuncinya adalah ummah (al-a’raf:34;al-jaziyah/45:28)dan qaum (ar-ra’d 13:11).
2. Hakekat masyarakat.
Pada dalam hakekatnya manuia dapat dilihat dari: amalnya(al-jasiyah 45:28) yang mewujudkan dalam bentuk peradapan (kata kuncinya dalam al-quran adalah Qoryah , Badal dan Qarn.
3. Ciri-ciri masyarakat
Adapun ciri-ciri masyarakat adalah:
 Moral sebagai basis atau faktor utama
 Keluarga sebagai kelompok inti.
 Lintas ras dan etnik.
 Harmoni dangan alam.
 Mengakui eksistensinya sebagai individu, disamping masyarakat.
C. Hakekat alam.
Alam adalah segala yang ada, baik nyata maupun ghaib, sebagai obyek penciptaan Tuhan. Banyak disebutkan dalam Al-quran disebutkan benda-benda alam seperti bumi, langit, bintang, matahari, bulan, mendung, hujan gerakan angin, bahtra yang berlayar dilautan, tumbuh-tumbuhan, binatang, dan segala yag ada disekitarr manusai yang dapat ditangkap manusia dengan indra, disebut sebagai hal-hal yang layak dipikirkan dalam-dalam dan disimpulkan.
Penciptaan Alam Semesta
1.  Dari sudut Islam
Teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan dan pakar diatas sama sekali tidak bertentangan antara satu dengan yang lainnya walaupun kita lihat bahwa terjadi perbedaan yang mencolok pada hipotesis mereka, dan Al-Qur’an pun mendukng hipotesis mereka sbgaimana alaah berfirman :
Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda( kekuasaan) kami di segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah pada diri mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar, dan apakah tuhanmu tidak cukup ( bagi kamu ) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. ( QS Al-Fhussilat 53 ).
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang penciptaan alam semesta yang tercantum dalam surat Al-Anbiya’ dan Al-Fhussilat ayat 11 yang berbunyi :
Kemudian dia menuju dari penciptaan langit, dan langit masih merupakan asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu keduanya menurut perintahku dengan suka hati atau terpaksa” Keduanya menjawab “Kami datang dengan suka hati”. ( Al-Fhussilat : 11 ).
Dari ayat-ayat Al-Qur’an diatas disimpulkan bahwa alam semesta itu ada karena diciptakan oleh Allah, dan bukanlah suatu kebetulan seperti yang dikatakan oleh orang-orang materialisme.
2.  Dari Sudut Modern
Terdapat dua pendapat pada penciptaan alam semesta dari sudut ilmu pengetahuan modern. Pertama : bahwasanya alam semesta tidak diciptakan, artinya alam semesta ini terjadi karena suatu yang kebetulan yairu merupakan sekumpulan zat yang konstant, stabil dan tidak berubah. Kedua : Bahwasanya alam semesta ini di ciptakan. Setelah dilakukan observasi dan pengambilan experiment-experiment dan juga melalui perhitungan fisika, terbukti bahwa alam semesta memiliki suatu awal dari ledakan dahsyat (Big Bang) dan semua itu tidak lain hanyalah karena adanya Allah SWT
D. Hakekat Pengetahuan
1. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan adalah segala objek yang diketahui manusai. Persoalanya adalah objek apa yang dapat diketahui manusai.
Menurut barat, pengetahuan adalah segala sesuatu sepanjang ia dapat diketahui dan diamati secara indrawi (hanya objek fisik)
2. Ontologi (objek apa yang dapat diketahui manusia)
Diantara objek-objek yang dapat diketahui manusia adalah :
 Objek-objek fisik yang mampu di amati oleh indrawi(mahsusat atau sensibel)
 Objek-objek non-fisik atau metafisik (ma’qulat atau intelligibles).
3. Epistimologi (bagaimana manusia dapat mengetahui objek-objek tersebut).
Manusia dapat mengetahui objek-objek tersebut dengan cara;

JENIS OBJEK METODE DAYA/SARANA CARA KERJA /SARANA
Observasi (bayani) Indra (Hiss) Mengamati objek
Objek fisik (mahsusat) Demontrasi (burhan) Akal (aqal) Mengabstrakan makna universal dari data-data indrawi
Objek non-fisik atau metafisikis(ma’ Demontrasi (burhan) Akal(aql) Menyimpulkan dari yag diketahui menuju yaang tidak diketahui
Intuitif(irfani) Imajinasi(mutakhayyilah) Kontak langsung dengan objek imajinasi yang hadir dalam jiwa.
Intuitif(irfani) Hati(Qalb) Kontak langsung dengan objek nonfisik yang hadir dalam jiwa.


E. Makna dan tujuan pendidikan
Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien. Pendidikan lebih daripada pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer ilmu belaka, sedang pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.
Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan kepribadian anak didik di samping transfer ilmu dan keahlian.
Pengertian pendidikan secara umum yang dihubungkan dengan Islam—sebagai suatu system keagamaan—menimbulkan pengertian-pengertian baru, yang secara implicit menjelaskan karakteristik-karakteristik yang dimilikinya. Pengertian pendidikan dengan seluruh totalitasnya dalam konteks Islam inheren dengan konotasi istilah “tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib” yang harus dipahami secara bersama-sama. Ketiga istilah ini mengandung makna yang mendalam menyangkut manusia dan masyarakat serta lingkungan yang dalam hubungannya dengan Tuhan saling berkaitan satu sama lain. Istilah-istilah itu pula sekaligus menjelaskan ruang lingkup pendidikan Islam: informal, formal dan non formal. Hasan Langgulung merumuskan pendidikan Islam sebagai suatu proses penyiapan generasi muda untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat.
Tujuan pendidikan Islam tidak terlepas dari tujuan hidup manusia dalam Islam, yaitu untuk menciptakan pribadi-pribadi hamba Allah yang selalu bertakwa kepadaNya, dan dapat mencapai kehidupan yang berbahagia di dunia dan akhirat (lihat S. Al-Dzariat:56; S. ali Imran: 102).
Dalam konteks sosiologi pribadi yang bertakwa menjadi rahmatan lil ‘alamin, baik dalam skala kecil maupun besar. Tujuan hidup manusia dalam Islam inilah yang dapat disebut juga sebagai tujuan akhir pendidikan Islam.
Tujuan khusus yang lebih spesifik menjelaskan apa yang ingin dicapai melalui pendidikan Islam. Sifatnya lebih praxis, sehingga konsep pendidikan Islam jadinya tidak sekedar idealisasi ajaran-ajaran Islam dalam bidang pendidikan. Dengan kerangka tujuan ini dirumuskan harapan-harapan yang ingin dicapai di dalam tahap-tahap tertentu proses pendidikan, sekaligus dapat pula dinilai hasil-hasil yang telah dicapai. Dalam tujuan khusus tahap-tahap penguasaan anak didik terhadap bimbingan yang diberikan dalam berbagai aspeknya; pikiran, perasaan, kemauan, intuisi, ketrampilan atau dengan istilah lain kognitif, afektif dan psikomotor. Dari tahapan ini kemudian dapat dicapai tujuan-tujuan yanglebih terperinci lengkap dengan materi, metode dan system evaluasi. Inilah yang kemudian disebut kurikulum, yang selanjtnya diperinci lagi kedalam silabus dari berbagai materi bimbingan.
Dasar-dasar pendidikan Islam, secara prinsipil diletakkan pada dasar-dasar ajaran Islam dan seluruh perangkat kebudayaannya, yaitu:
1.Al-Qur’an dan Sunnah, karena memberikan prinsip yang penting bagi pendidikan yaitu penghormatan kepada akal, kewajiban menuntut ilmu dsb.
2.Nilai-nilai social kemasyarakatan yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam atas prinsip mendatangkan kemanfaatan dan menjauhkan kemudharatan bagi manusia.
3.Warisan pemikiran Islam, yang merupakan refleksi terhadap ajaran-ajaran pokok Islam.
Karakteristik pendidikan Islam:
1.penekanan pada pencarian ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan atas dasr ibadah kepada Allah swt.
2.penekanan pada nilai-nilai akhlak.
3.pengakuan akan potensi dan kemampuan seseorang untuk berkembang dalam suatu kepribadian.
4.pengamalan ilmu pengetahuan atas dasr tanggung jawab kepada Tuhan dan masyarakat manusia.
DIarsipkan di bawah: Data Pengunjung | Ditandai: ilmu pendidikan, pendidikan islam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar